Enrekang Jadi Lokomotif Ekonomi Kawasan Ajatapareng Sul Sel

Enrekang, – Menjelang dua tahun masa RPJMD paket Muslimin Bando-Asman periode 2018-2023 memberi potret pertumbuhan ekonomi daerah tidak alami kontraksi signifikan dibanding daerah kawasan se Sulawesi Selatan.

Progres capaian daerah ini telah menarehkan daya tarik tersendiri tim pakar.P2KP Unhas Makassar tatkala membedah capaian RKPD tahun 2020 untuk dijadikan spirit musrenbang penyusunan RKPD 2022 tingkat kabupaten tahun 2021.

“situasi hantaman gelombang pandemi memporak porandakan hampir seluruh daerah ekonomi kawasan di Sulawesi Selatan, tapi posisi kabupaten Enrekang bisa dinilai Tangguh,” aku ketua P2KP Unhas Dr.Sultan Suhab.(25/3).

Dikatakan Dr. Sultan Suhab pendekatan ilmiah data statistik atas capaian pertumbuhan ekonomi Enrekang dimasa pandemi dan sebelum pandeni sangat menarik.

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Enrekang tahun 2019 mampu naik dilevel angka 5,43% lalu di tahun 2020 dimasa pandemi turun cukup signifikan menjadi 1,25%.

Kondisi ini dialami secara nasional bahkan
global, antara lain penyebabnya pandemi covid-19 serta kebijakan refokusing anggaran.

Namun pertumbuhan ekonomi Enrekang diangka 1,25% berada diurutan ke enam dari seluruh Kabupaten/Kota se Sul-Sel. Di urutan pertama Soppeng hanya berada diangka 2,19 %, disusul Gowa 1,76%, Snjai 1,55%,luwu timur 1,46% dan ke lima Luwu 1,30%

Untuk Kota/Kabupaten lain terjadi kontraksi pertumbuhan ekonomi diangka nol koma bahkan ada yang angka
presentasenya minus Kabupaten sekitar seperti Pinrang,Sidrap,Toraja Utara,Tana Toraja dan.Wajo mengalami kontraksi ekonomi yang dalam.

“ini menandakan kabupaten Enrekang mampu.jadi
lokomotif pertumbuhan ekonomi kawasan di Ajatapareng,”jelas Sultan Suhab.

Acara di aula Bapelitbangda Enrekang, hadir mewakili Plt.Gubernur Sulsel DR.dr. Hj. Fitriah Zainuddin, M. Kes (kadis Dalduk-KB sulsel),kadis PPA H.Burhanuddin,MM,Rahmawati Jamil,MAp,Kabid perencanaan makro Bappelitbangda Enrekang Sumardin,SE.MAP

Lebih lanjut Sultan.Suhab, Kalau dilihat struktur 17 lapangan usaha mengkontribusi PDRB,
maka lapangan usaha pertanian, kehutanan dan
perikanan memberi sumbangsih terbesar 38,82%
disusul
industri pengolahan 13,55% dan lapangan usaha kontruksi 12,80%.

Data ini bisa disimpulkan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan adalah sektor
tidak terlalu terdampak pandemi. Maka fokus agar musrenbang tahun 2021 ditarget pada program unggulan berbasis pertanian dan sektor lapangan usaha,”katanya.

Implikasi lain kata Sultan
Suhab, trent kemiskinan daerah ini masih jadi permasalahan dan mendesak langkah penanganan, pendekatan sistematik yakni prioritas menyusun program terpadu dan menyeluruh.

Di tahun 2019 warga miskin 25.450 jiwa dengan presentase 12,33% dan turun di tahun 2020 sebanyak 25.250 jiwa dengan presentase 12,17% tergolong kategori sedang.

Lebih jauh, Sekda Enrekang Dr.H Baba,SE.MM bagaimana dengan tingkat Pengangguran terbuka (TPT)
sebagai irisan kontribusi pada penyebab kemiskinan juga persentase penduduk
usia kerja yang bekerja.

TPT Kabupaten Enrekang
di tahun 2017 sebesar 1,87%
dan 2018 ditingkat 1,66%. Presentase dua tahun berturut-turut itu peringkat Enrekang
diposisi Pertama, lalu di tahun 2019 naik 2,40%.

“Kita berharap melalui formula program unggulan yang telah dirasakan outputnya maka.perlu digerakkan sektor.jasa melalui pengembangan objek wisata daerah karena belum dikelola maksimal harus dimaksimalkan,”harap Dr.H Baba,SE.MM.(mas)

Leave a Reply

Your email address will not be published.